Assalammu 'alaikum wr. wb.
Bersangkutan dengan tugas TIK yang diberikan oleh Bu Tina sekitar tiga minggu yang lalu, maka saya mulai postingan blog ini.
Yth. Bu Tina
Bu maaf ya jikamana saya terlambat untuk mengumpulkan dan menulis tugas dari Ibu ini.
Menurut saya, Nilai Plus UN adalah, sebagai berikut:
1. Kita jadi bisa mengetahui seberapa kuat daya ingat kita selama ini dan seberapa paham kita terhadap pelajaran yang selama ini sudah dipelajari selama tiga tahun.
2. Meningkatkan motivasi para siswa untuk lebih giat belajar dan mengulang-ngulang pelajaran-pelajaran yang dahulu.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran karena sekolah banyak mengeluarkan contoh-contoh soal UN.
4. Jika nanti kita mendapat hasil UN yang tinggi, orang tua kita dan kita pun bangga atas hasil yang telah kita capai tersebut.
Sedangkan, Nilai Minus UN adalah, sebagai berikut:
1. Anak murid bisa setres karena takut tidak lulus UN.
2. Siswa siswi harus belajar lagi dari kelas 7 sampai 9 -yang berarti 3 tahun pembelajaran, padahal UN hanya dilaksanakan selama 4 hari dan hanya 4 pelajaran.
3. Siswa menganggap remeh pelajaran yang lain karena pelajaran diluar IPA, Mat, Bhs. ing, dan Bhs. indo tidak turut diujikan dalam UN.
4. Nilai UN tidak begitu menjamin pantas-tidaknya siswa masuk ke SMA favorit yang dituju karena kemungkinan nilai UN dapat diraih dengan berbagai macam ‘kecurangan’.
5. Tingkat pendidikan di berbagai daerah kan berbeda-beda sehingga, bila soal UN di kota disamakan dengan soal UN di pedalaman, ‘anak-anak perkotaan’ mungkin akan lebih unggul mengerjakan soal tersebut yang mengakibatlkan munculnya ketidakadilan bagi ‘anak-anak pedalaman’.
6. Siswa menjadi kekurangan waktu masa mudanya dikarenakan harus terus penambahan materi dan mengerjakan segala macam soal UN yang diberikan dari sekolah maupun beli sendiri.
7. Orang tua jadi sering membatas-batasi waktu bebas anak-anak dan memforsir anaknya untuk terus belajar untuk persiapan UN, sehingga sang anak kemungkinan bias setres berkelanjutan.
8. Bila hasil UN tidak seperti yang diharapkan, orang tua siswa dan siswa itu sendiri bias tertekan, malu, kecewa, dan membuat nama sekolah tercoreng.
Intinya, menurut saya UN tidak begitu penting untuk tes ke jenjang selanjutnya setelah SMP, yaitu SMA. Karena seperti yang saya sebutkan di atas, siswa dapat melakukan berbagai ‘kecurangan’ untuk meraih nilai tinggi saat UN. Banyak sekolah yang memberikan soal UN-yang merupakan dokumen Negara, sangat rahasia-kepada anak muridnya, demi menjaga nama baik sekolah.
Menurut saya, lebih baik masing-masing SMA memberikan soal ujiannya sendiri untuk para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di SMA pilihannya, sehingga kemampuan siswa tersebut sudah terjamin pantas untuk masuk SMA favorit. Kalau boleh saya mengusulkan, sebaiknya pelaksanaan Un tidak perlu dimajukan, karena masih banyak yang ingin dilakukan para siswa pada bulan Maret, contohnya menonton konser, dll.
Sekian tugas TIK PLUS MINUS UN dari KACAMATA SISWA dari saya, apabila ada kesalahan mohon jangan dimasukkan ke hati dan tolong dimaafkan. Semoga tugas yang singkat ini dapat menjadi inspirasi.
Wassalammua ‘alaikum wr. Wb.
No comments:
Post a Comment